Breaking News :

GOLKAR MISKIN CAPRES

thumb_964962_09012629022016_Partai-Gokar

Nama-nama calon ketua umum Partai Golkar terus bermunculan. Dari yang sudah terkenal, sampai yang baru muncul. Namun, para analis memprediksi siapapun yang jadi nanti, Beringin tetap miskin capres di Pemilu 2019.

Sampai kemarin, setidaknya sudah ada sembilan orang bakal calon ketum Golkar. Antara lain Ade Komarudin, Setya Novanto, Idrus Marham, Priyo Budi Santoso, Aziz Syamsuddin, Mahyudin, Airlangga Hartarto, Syahrul Yasin Limpo dan Indra Bambang Utoyo.

Ade Komarudin hingga kini memang belum melakukan deklarasi. Namun, Ketua DPR dia salah satu kandidat yang cukup potensial di Munas nanti. Karier politiknya di Golkar cukup moncel. Sejak 2010 dia menjabat sebagai Ketua Umum SOKSI, salah satu organisasi pendiri Golkar. Pada awal periode DPR 2014-2019, dia dipercaya sebagai Ketua Fraksi Golkar di DPR. Kemudian, di akhir 2015 dia naik menjadi Ketua DPR menggantikan Setya Novanto.

Setya Novanto juga kandidat kuat. Dia dikenal orang dekat Aburizal Bakrie, Ketua Umum Golkar saat ini. Dalam kepemimpinan Aburizal, Novanto dipercaya sebagai bendarahara umum. Di DPR, dia juga mendapat posisi penting. Para periode 2009-2014, dia dipercaya memimpin Fraksi Golkar.

Di 2014-2015, Aburizal mempercayai sebagai ketua DPR. Sayang, di akhir 2015 dia harus turun karena heboh kasus papa minta saham. Tapi, kariernya tidak habis sampai di situ. Karena Aburizal memilih dia menjadi Ketua Fraksi Golkar.

Indrus Marham juga dikenal sebagai orang dekat Aburizal. Di setiap momentum, Idrus selalu nempel dengan bosnya itu. Karena kedekatan dan kemampuan yang dimilikinya, Idrus dipercaya duduk sebagai Sekjen Golkar. Selain di Golkar, Idrus juga dipercaya sebagai Koordinator Pelaksana Koalisi Merah Putih (KMP) saat pencapresan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Pemilu 2014.

Kemudian, Priyo Budi Santoso. Pria ini memang sedang tidak menjabat apa-apa. Tapi dia pernah menjadi orang penting di Golkar. Di masa periode 2004-2009, dia dipercaya memimpin Fraksi Golkar. Kemudian, di 2009-2014, dia naik menjadi Wakil Ketua DPR. Selain itu, dari 2010-2015 dia menjabat sebagai ketua umum Ormas MKGR, salah satu organisasi pendiri Golkar.

Nah, politisi satu ini bernama Aziz Syamsuddin. Dia memang masih muda, tapi karier politiknya tidak kalah dengan yang tua-tua. Dia pernah menjabat sebagai Ketua Umum KNPI periode 2008-2011. Pada 2014-2015, dia percaya sebagai Ketua Komisi III DPR. Kemudian, di awal Januari posisinya pindah menjadi Sekretaris Fraksi Golkar. Dia juga baru saja terpilih sebagai Ketua Umum Kosgoro 1957, salah satu Ormas pendiri Golkar.

Selanjutnya, nama Mahyudin, kariernya memang tidak semoncer yang lain. Tapi dia sosok yang terus merangkak. Kini, dia dipercaya sebagai Wakil Ketua MPR.

Selain Mahyudin, ada Airlangga Hartarto, sosok muda yang juga diperhitungkan. Pada periode 2009-2014, dia menjabat Ketua Komisi VI DPR. Di Munas Bali akhir 2014 lalu, dia juga sempat akan maju melawan Aburizal. Tapi, akhirnya dia mundur.

Lebih lanjut, ada Syahrul Yasin Limpo. Dia memang orang daerah. Tapi, ketokohannya perlu diperhitungkan. Dia adalah gubernur Sulawesi Selatan selama dua periode. Dia juga dikenal sebagai sosok yang dekat dengan Wapres Jusuf Kalla.

Terakhir, Indra Bambang Utoyo. Namanya memang kurang terkenal. Dia tidak punya jabatan strategis dan tidak memiliki banyak uang. Namun, eks Ketua Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) ini tetap yakin bisa maju dengan konsep gotong royong yang dimilikinya.

Di Munas nanti, nama-nama ini diperkirakan menciut, maksimal bisa tiga calon saja. Sebab, dalam AD/ART Golkar, setiap calon yang akan maju harus memiliki dukungan minimal 30 persen dari pemilik suara.

Tapi, siapapun yang bakal maju atau menang nanti, sepertinya Golkar akan kesulitan mengajukan capres di 2019 nanti. “Seseorang yang bisa dicapreskan itu harus punya kepribadian seperti karisma, punya keberhasilan di masa lalu, dan juga punya pengaruh. Dari nama-nama tadi, tidak ada sosok yang komplet memiliki ketiganya,” ujar pakar politik Universitas Indonesia Arbi Sanit, tadi malam.

Analis politik Akar Rumput Strategic Consulting Dimas Oky Nugroho menyebut, sebagai partai besar, Golkar harusnya bisa memajukan kader terbaik di Pilpres nanti. Karena itu, para pemilik suara harus hati-hati betul agar terpilih ketua umum yang kompetitif.

“Di Munas nanti, para pemilik suara jangan asal pilih. Yang harus mereka pertimbangkan matang adalah tokoh yang kompetitif di mata rakyat yang bisa mengangkat di 2019. Apalagi kalau mau dicalonkan sebagai capres,” jelasnya, tadi malam.

0 Reviews

Write a Review

Read Previous

Golkar Siap Beri Bantuan Hukum untuk Budi Supriyanto

Read Next

Golkar Butuh Sosok Pemersatu