Azis Syamsuddin Pimpin Delegasi DPR RI ke Pertemuan Inter-Parliamentary Union
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadizly mengatakan, adanya keinginan pemerintah dan masyarakat Jawa Barat untuk menjadikan Bandara Kertajati, Majalengka sebagai embarkasi haji. Namun untuk pembangunan asrama haji sendiri, masih ada tarik-ulur lokasi antara Majalengka (Kertajati) atau Indramayu.
Hal tersebut diungkapkan Ace usai memimpin pertemuan Tim Kuspek Komisi VIII DPR RI dengan Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat (Jabar) beserta jajaran, Kepala Bidang Haji Kanwil Kemenag Jabar, Kankemenag Indramayu, serta Kankemenag Majalengka di Kantor Kanwil Kemenang Bandung, Jawa Barat, pada Jumat (6/11/2019).
“Aspirasi pembangunan asrama haji di Kertajati ini kan sudah sejak tahun lalu diajukan oleh Pemprov Jabar. Tetapi tadi, kelihatannya tidak bisa kalau untuk dibangun asrama hajinya, karena asrama haji akan dibangun di Indramayu. Sejauh ini, harus dipertimbangkan apakah lebih efisien berangkat dari Bekasi, Indramayu atau Kertajati itu harus dihitung matang,” kata Ace kepada Parlementaria,
Politisi Partai Golkar ini juga menilai bahwa memang proses penunjukkan pembangunan di Indramayu sudah melewati proses yang cukup panjang. Tiga tahun lalu, Kemenag Jabar sudah melakukan proses pencarian tanah dengan menawarkan ke sejumlah wilayah seperti Sumedang, Majalengka, dan Indramayu. Namun, hanya Indramayu yang memberikan hibah tanah.
Meski mengaku sudah cukup final, Kanwil Kemenag Jabar masih menunggu kesiapan Bandara Kertajati, mengingat secara administratif belum selesai didaftarkan sebagai Bandara Internasional karena terkendala dengan izin landing yang belum tuntas. Melihat hal ini, Ace mengatakan Komisi VIII akan melakukan rapat panja BPIH dengan pihak maskapai pada Senin mendatang.
“Bukan hanya kesiapan bandara, Kemenhub dan Angkasa Pura sebagai regulator, kita juga ingin pastikan kepada pihak maskapai apakah landas pacu Kertajati bisa memuat pesawat ukuran besar mereka. Kita tahu bahwa mereka masih menilai Kertajati belum memenuhi persyaratan sebagai penerbangan internasional. Kalau memang bandaranya sudah siap ya pasti kita apresiasi dan didukung,” pungkas Ace.
Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Jabar Buchori mengatakan, pilihan pembangunan jatuh pada Indramayu karena terdesak kebutuhan tanah. Menurutnya, Majalengka yang sudah menawarkan tanah tetap memerlukan adanya proses pembelian, sedangkan Sumedang mengajukan tanah milik Perhutani.
“Karena yang kita cari hibah dari Pemda, satu-satunya ya Indramayu yang menghibahkan tanah seluas 7,88 hektar, jaraknya sekitar 30 menit atau kurang lebih 40 kilometer dari Bandara Kertajati. Sekarang sudah proses lelang bangunan tahap pertama, kita targetkan saat pemulangan (Haji 2020) sudah bisa, dengan pemberangkatan tetap pada Asrama Haji Bekasi ke Kertajati,” terang Buchori.