Azis Syamsuddin Pimpin Delegasi DPR RI ke Pertemuan Inter-Parliamentary Union
Wakil Ketua Komisi X Hetifah Sjaifudian meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk menyiapkan care center sebagai solusi dari penerapan kenormalan baru (new normal) di sektor pendidikan. Ia mengatakan, new normal di sektor pendidikan tidak sejalan dengan sektor lainnya.
“Apakah mungkin Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 membuat semacam emergency student care atau day care bagi mereka? Bisa dibuat berbasis komunitas di tingkat kelurahan atau desa, untuk mengakomodasi orang tua yang kesulitan dalam mengawasi anak-anaknya,” jelasnya saat rapat dengar pendapat (RDP) Komisi X DPR RI dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (17/6/2020).
Ditambahkannya, beberapa waktu lalu sudah diputuskan bahwa 94 persen siswa akan tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Sementara, sebagian orang tuanya sudah mulai kembali bekerja di era kenormalan baru ini. Jika demikian, maka akan banyak anak-anak yang berada di rumah tanpa pengawasan.
Dihubungi setelah rapat, politisi Fraksi Partai Golkar ini menambahkan, tidak masuknya anak ke sekolah tanpa disertai pengawasan orang tua, justru bisa menimbulkan dampak negatif bagi penularan Covid-19.
“Kalau anak-anak tidak sekolah, dan di rumahnya tidak ada siapa-siapa, wajar sekali sebagai anak untuk keluar dan mencari teman-temannya. Jika anak malah jadi sering bermain ramai-ramai, ini tentu kontraproduktif dengan tujuan kita menutup sekolah, yaitu untuk memutus mata rantai penularan Covid-19,” terangnya.
Oleh karena itu, ia harap Pemerintah tidak menganggap sepele, karena ini bisa saja terjadi secara menyeluruh di berbagai daerah. “Bisa dicontoh penerapan child care center ini di negara-negara lain seperti Singapura atau Australia, dan bagaimana itu dapat diselenggarakan secara murah dan terjangkau oleh semua kalangan,” pungkasnya.