Azis Syamsuddin Pimpin Delegasi DPR RI ke Pertemuan Inter-Parliamentary Union
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Hetifah Sjaifudian, mendorong agar di Pemilu 2019, keterwakilan calon legislatif yang lolos ke DPR bisa mencapai 25 persen. Menurutnya, hal itu penting agar suara kaum ibu dan hak kebutuhan mendasar yang menyangkut wanita bisa sukses diperjuangkan di tingkat legislasi atau undang-undang.
“Yang paham apa yang dibutuhkan wanita tentunya adalah dari kalangan wanita sendiri. Masalahnya keterwakilan perempuan di parlemen terbilang kurang. Minimal kita butuh 25 persen yang duduk di parlemen,” kata Hetifah melalui keterangan persnya, Rabu, 23 Januari 2019.
Hetifah yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi X DPR itu menuturkan, saat ini di DPR saja cuma ada 18 persen perempuan dari seluruh anggota DPR yang mayoritas laki-laki. “Sedangkan di tingkat DPRD DKI cuma 12 persen dari seluruh keterwakilan perempuan dari seluruh partai,” katanya.
Lalu, bagaimana caranya keterwakilan perempuan bisa banyak di Pemilu 2019? Hetifah mengatakan harus dimulai dari keaktifan para caleg perempuan untuk terus mendekati warga.
“Tentunya warga kan juga harus mengenal siapa calonnya, maka memang caleg wanita jangan kalah geraknya dari para bapak-bapak,” ujarnya.
Selain itu, ia juga mengharapkan adanya dukungan penuh dari partai untuk menempatkan caleg perempuan pada nomor urut jadi dan bukan nomor urut ‘sepatu’.
“Karena gerak dan peluang laki-laki lebih besar, tentunya partai juga harus ikut mendukung penempatan caleg perempuan di nomor urut 1. Biar bisa lebih mudah untuk dipilih masyarakat. Dan alhamdulillah untuk Partai Golkar sudah menerapkan banyak caleg di nomor urut jadi,” tuturnya.
Viva