Azis Syamsuddin Pimpin Delegasi DPR RI ke Pertemuan Inter-Parliamentary Union
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid membahas hubungan Indonesia–Uni Eropa yang telah terjalin selama lebih dari tiga puluh tahun, utamanya kerja sama dalam bidang ekonomi dengan delegasi Uni Eropa dipimpin YM Josep Borrell, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan. Indonesia merupakan mitra penting di kawasan Uni Eropa, khususnya sebagai pasar potensial dan sumber bahan baku.
Di sisi lain, Indonesia memiliki kepentingan terhadap pasar dan investasi dari Uni Eropa. Secara umum, neraca perdagangan Indonesia tahun 2020 mengalami surplus 21,74 miliar dollar AS didukung oleh total nilai ekspor 163,31 miliar dollar AS dan total nilai impor 141,57 miliar dollar AS. Hal ini dikarenakan faktor kinerja ekspor didukung kenaikan permintaan dan harga komoditas andalan Indonesia, seperti batubara dan minyak sawit.
Meutya menyambut baik prinsip-prinsip kebijakan Uni Eropa, di antaranya security, prosperity, dan sustainability. “Kami juga menyampaikan apresiasi atas bantuan Uni Eropa ke negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia untuk mengatasi pandemi Covid-19,” ujar Meutya saat menerima Courtesy Call dengan delegasi Uni Eropa di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (2/6/2021).
Politisi F-Golkar ini mengapresiasi peran Uni Eropa sebagai kontributor utama untuk COVAX dan berkontribusi lebih dari 2,2 miliar euro untuk inisiatif global yang memimpin upaya untuk mengamankan akses yang adil dan merata ke vaksin COVID-19 yang aman dan efektif bagi negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.
“Kerja sama dan kemitraan dalam pengadaan vaksin di tengah pandemi Covid-19 merupakan keharusan bagi kedua belah pihak untuk memastikan semua penduduk menerima vaksinasi tanpa pengecualian,” katanya. Meutya pun meminta Uni Eropa memberikan akses yang adil bagi produk sawit Indonesia yang selama ini mendapat perlakuan diskriminasi di Uni Eropa.
Kedua belah pihak menyepakati bahwa perundingan Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA) harus dituntaskan demi meningkatkan peluang kerja sama ekonomi dan perdagangan. IE-CEPA ini adalah kerangka kerja sama yang diharapkan dapat menjadi tolok ukur bagi peningkatan kerja sama bilateral kedua belah pihak.
Berkaitan dengan produk sawit domestik, Josep Borell membantah anggapan bahwa Uni Eropa melarang produk sawit Indonesia. Menurutnya, perlu ada dialog komprehensif yang melibatkan bukti ilmiah bahwa kepentingan ekonomi Indonesia sejalan dengan prinsip ramah lingkungan yang dianut Uni Eropa.