Breaking News :

Kalbar Alami ‘Blank Spot’, Metode PJJ Sulit Diterapkan

Pemerintah sedang gencar mendorong sekolah-sekolah untuk meningkatkan metode pembelajaran belajar dari rumah (BDR) atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan sistem digital di masa pandemi Covid-19. Hal ini bertujuan agar siswa tidak kehilangan kesempatan belajar di masa pandemi. Oleh sebab itu, dukungan sarana dan prasarana teknologi informasi serta komunikasi, sudah seharusnya terhubung dengan jaringan internet yang baik. Pasalnya di era digital menuntut untuk serba go-digital termasuk dalam aspek Pendidikan.

Namun metode PJJ sulit diterapkan di Kalimantan Barat, karena banyak wilayahnya yang belum tersentuh jaringan sinyal komunikasi (blank spot), sehingga menjadi persoalan bagi pelajar yang bersekolah melalui jalur daring. Hal tersebut terungkap saat Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi X DPR RI menggelar pertemuan dengan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pontianak, DPRD Pontianak, Forkompimda, beserta jajaran SKPD Kota Pontianak dan Provinsi Kalbar, di Kantor Wali Kota Pontianak, Kalbar, Jumat (8/10/2021).

“Banyak daerah di Kalimantan Barat dan juga di daerah serupa, yang mempunyai persolan yang sama, yakni tidak memadainya akses internet ataupun dari perangkatnya sendiri, contohnya alat komunikasi yang tidak men-support. Sehingga pembelajaran secara daring tidak maksimal dilakukan. Untuk itu, masalah ini selayaknya dipecahkan secara bersama dengan kementerian terkait,” jelas Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian.

Lebih lanjut politisi Partai Golkar itu mengatakan, Komisi X DPR RI tentunya akan mengkomunikasikan permasalahan tersebut kepada pihak terkait, salah satunya Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), untuk memastikan setiap daerah yang memiliki blank spot, bisa diberikan jalan keluar terhadap persoalan tersebut. Diharapkan dengan adanya dukungan dari Kominfo, persoalan blank spot di Kalbar bisa teratasi.

“(Harapannya) akses jaringan internet bisa lebih baik digunakan, dengan sinyal yang bagus, diharapkan siswa-siswi yang melakukan pembelajaran secara online bisa lebih memahami apa yang dijelaskan oleh pengajar serta memudahkan dalam pencarian materi sekolah. Hal tersebut dilakukan guna mengejar ketertinggalan akibat pandemi covid-19. Dimana, saat ini pembelajaran mengalami situasi learning lose,” tandas Hetifah.

Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi X DPR RI Adrianus Asia Sidot menjelaskan bahwasanya Komisi X DPR RI sudah meminta dukungan Kominfo dalam rangka penerapan PJJ, supaya Kominfo dapat membangun BTS (Base Transceiver Station) sampai ke pelosok-pelosok daerah 3T (terdepan, terpencil dan tertinggal).

“Di harapkan, dengan adanya pembangunan BTS di daerah 3T, masyarakat ataupun siswa-siswi yang berada di daerah terpencil dan ada di daerah perbatasan dapat menggunakan akses internet dengan baik. Sehingga ke depan pembelajaran jarak jauh bisa dilaksanakan dengan maksimal, itu menjadi tujuan paling utama adanya pembangunan,” harap legislator dapil Kalbar II tersebut.

Seperti diketahui, tak hanya di kota-kota kecil, di Kota Pontianak pun masih terkendala akses internet. Dan ini sudah seharusnya menjadi perhatian para pejabat daerah di Kalbar, agar dapat memberikan dukungan untuk mengatasi blank spot. Sehingga spot-spot yang tidak bisa diakses internet bisa segera dicarikan solusinya, guna memudahkan siswa-siswi menjalani PJJ.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar Sugeng Harjadi menjelaskan, persoalan akses internet masih menjadi kendala PJJ di Kalbar. Untuk itu ia meminta dukungan Komisi X DPR RI agar menyampaikan kepada Kementerian terkait untuk memperkuat jaringan yang ada di Kalbar. “Saya berharap kepada Komisi X agar dapat menyampaikan kepada Kominfo untuk memperkuat jaringan akses internet guna memudahkan pembelajaran siswa-siswi melalui sistem online (daring),” pungkasnya.

0 Reviews

Write a Review

Read Previous

Komisi IX: Tingkat Kesembuhan Pasien Covid-19 di Sorong Cukup Tinggi

Read Next

Dorong Sektor Energi Baru, Komisi VII Kunjungi PLTP Gunung Salak