Azis Syamsuddin Pimpin Delegasi DPR RI ke Pertemuan Inter-Parliamentary Union
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI M. Sarmuji menekankan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) secara bisnis harus layak dalam jangka waktu menengah dan panjang. Sehingga, kereta cepat pertama di ASEAN itu nantinya tidak akan menjadi beban negara dengan bergantung lagi ke keuangan negara. Keberadaan Kereta Cepat ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi terhadap masyarakat di sekitar.
“Secara ekonomi (jangka pendek) ini layak, tetapi ke depan harus dipastikan bahwa secara bisnis ini (KCJB) ini juga layak dalam jangka menengah dan panjang. Karena kalau hanya manfaat ekonominya lalu terjadi pembengkakan operasional dalam proses nanti kereta api ini berjalan, tentu ini akan menyebabkan beban yang terus-menerus. Kami tidak mau, meskipun ada manfaat ekonomi yang kita bisa pahami, tetapi terus menerus ini menyusu kepada negara,” tegas Sarmuji dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI dengan Wakil Menteri BUMN II di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (24/11/2022).
Keberadaan Kereta Cepat ini menurut Politisi Fraksi Partai Golkar itu meskipun tergolong ke dalam transportasi massal, akan tetapi jika didalami Kereta Cepat ini tidak seperti transportasi massal seperti pada umumnya. “Jadi saya mengingatkan betul, jangan sampai dalam jangka menengah-panjang menyusu lagi ke keuangan negara. Kalau ini terjadi, agak merepotkan kita,” tuturnya.
Sarmuji berharap Keberadaan Kereta Cepat ini dapat memberikan dampak kepada masyarakat yang berada di sekitar jalur kereta api. Sehingga, tidak terkesan hanya menguntungkan bagi swasta besar. “Bukan berkesan, ada orang-orang yang diuntungkan atau swasta besar yang diuntungkan yang mengambil manfaat paling besar karena ada jalur kereta api ini. Ada banyak asumsi-asumsi, misalkan pengembang sudah memborong tanah di sekitar itu dan sebagainya. Taruhlah itu terjadi, tetapi manfaat terbesarnya kami berharap ada masyarakat dan negara,” pungkasnya.
Terakhir, Legislator dapil Jawa Timur VI tersebut juga menegaskan untuk harus menuntaskan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung itu dengan harapan dapat memberikan manfaat ekonomi yang besar namun tetap melihat sisi bisnisnya agar nantinya tidak akan bergantung pada keuangan negara secara terus menerus.
“Ini sebenarnya no choice karena sudah berjalan sedemikian rupa tinggal sedikit gak mungkin gak kita tuntaskan. Harus kita tuntaskan. Memberikan manfaat ekonomi yang besar, memberi impresi atas dignity kita sebagai bangsa yang besar. Tetapi sekali lagi dalam jangka menengah-panjang tidak boleh mengabaikan faktor bisnisnya. Karena kalau enggak nanti menyusu kepada negara terus menerus,” tutupnya.