Azis Syamsuddin Pimpin Delegasi DPR RI ke Pertemuan Inter-Parliamentary Union
Jakarta: Anggota DPR Fraksi Golkar, Misbakhun menilai mencuatnya Panama Papers menjadi waktu yang tepat untuk menerapkan kebijakan pengampunan pajak atau tax amnestydi Indonesia.
Adanya Panama Papers, kata Misbakhun, menjadi bukti pentingnya tax amnesty. Jika tax amnestybisa dijalankan dengan baik, maka membuka ruang bagi orang yang selama ini menghindari pajak untuk meminta maaf. Apalagi, dalam dokumen Panama Papers tercatat setidaknya 800 perusahaan dan pribadi.
“Iya, ini timing yang bagus malah. Dibuka data-data yang dia punya, maka akan jadi proses pengampunan di mana orang akan merasa lega,” kata Misbakhun di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 6 April.
Setelah itu, Pemerintah perlu membuat tarif pajak yang memberikan daya saing pada sistem perpajakan di Indonesia dan menjadi insentif bagi investasi untuk tetap tumbuh.
Pasalnya, selama ini yang membuat orang menghindari pajak dan memilih untuk menyimpan dana di luar negeri karena tarif pajak yang berlaku di Indonesia dinilai tinggi dibanding negara lain.
Selain itu, lanjut mantan pegawai Ditjen Pajak ini, penerapantax amnesty selain untuk menggenjot penerimaan di jangka pendek, juga untuk menambah basis (data) pajak.
“Orang yang tadinya lapor Rp1 triliun jadi Rp10 triliun. Yang tadinya lapor Rp10 miliar jadi Rp100 miliar. Inilah yang harus digali potensinya. Kalau bisa kita dapatkan dengan baik, sistem perpajakan ini akan membangun kepercayaan ke orang, bahwa data yang dia berikan tidak diaslahgunakan dan dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa yang lain,” jelas dia.
Sebagai informasi, bocornya dokumen firma hukum asal Panama, Mossack Fonseca membuat geger dunia saat ini atau dikenal dengan nama Panama Papers. Di dalamnya terdapat dokumen berisi data perusahaan-perusahaan bayangan (offshore) yang digunakan untuk menyembunyikan uang dan menghindari pajak. Dokumen itu menggegerkan dunia karena menyangkut praktik-praktik kejahatan finansial yang diduga turut dilakukan oleh beberapa pemimpin dunia.
Sumber: Metrotvnews