Azis Syamsuddin Pimpin Delegasi DPR RI ke Pertemuan Inter-Parliamentary Union
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman memberikan apresiasi kepada PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI) atas progres pembangunan proyek smelter. Diketahui, capaian progres pembangunan smelter tersebut per Februari 2023 telah mencapai sebesar 22 persen, dengan target untuk mencapai 80 persen pada akhir tahun 2023. Apresiasi ini disampaikan Maman pasalnya sudah sekitar dua tahun proyek ini tertunda pembangunannya.
“Kurang lebih dua tahun pembangunan smelter ini tertunda karena ada perselisihan dalam penanganan proyek EPC (Engineering, Procurement and Construction) dari smelter ini, yaitu antara pihak Chalieco (China) dan PT PP (Persero),” kata Maman, usai Tim Panja Bauksit melakukan Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspik) Komisi VII DPR RI di Smelter Grade Alumina Refinery, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat, Kamis (10/02/2023).
Legislator Fraksi Partai Golkar itu menjelaskan bahwa maksud kehadiran Tim Panja Bauksit ke PT BAI adalah untuk memantau bagaimana smelter PT BAI bisa segera terjadi akselerasi percepatan realisasi pembangunan smelter. Ia menegaskan akselerasi ini dibutuhkan adalah dalam rangka untuk mengejar tenggat waktu Juni 2023 sudah tak diperbolehkan lagi untuk ekspor mineral, salah satunya adalah bauksit.
“Tentunya hal ini akan memiliki konsekuensi-konsekuensi terhadap perekonomian di daerah, berarti mau tidak mau konsekuensinya adalah smelter-smelter yang sudah direncanakan itu harus segera terealisasi. Syukur alhamdulilah hasil temuan kita di lapangan proyek yang hampir dua tahun lalu baru 12 persen pembangunannya, setelah melakukan rapat maraton dengan pihak terkait sekarang progresnya (kini) sudah bisa kita nyatakan bergerak kembali,” ungkap Maman.
Di kesempatan yang sama, Direktur Utama PT BAI Leonard Manurung mengatakan bahwa pembangunan smelter tersebut sangat progresif. Sebab, pihaknya mendapatkan komitmen yang cukup baik dari konsorsiumnya yaitu Chalieco (China) dan PT PP (Persero). “Mereka melakukan pekerjaan yang sangat masif dan tentunya ini berkat dukungan dari kita semua secara khusus dari Komisi VII DPR yang mendukung dan mendorong terus sehingga kami bisa melanjutkan proyek ini, dan tentunya proyek ini kita harapkan bisa selesai di kuartal ketiga tahun 2024,” kata Leonard.
Di sisi lain, ia meyakini multiplier effect pembangunan ini juga dapat memberikan kemanfaatan ekonomi yang sangat luar biasa besar bagi masyarakat Kalimantan Barat, khususnya Kabupaten Mempawah. Oleh karena, hal itu akan memberikan opportunity yang sangat besar. Nantinya akan ada pembukaan lapangan pekerjaan dan kemudian masyarakat sekitar akan terlibat dalam beberapa aktivitas usaha tersebut.