Azis Syamsuddin Pimpin Delegasi DPR RI ke Pertemuan Inter-Parliamentary Union
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VII DPR Maman Abdurrahman mendorong pemerintah menaikkan harga solar subsidi. Alasannya, perbedaan harga yang jauh antara solar subsidi dan industri kerap dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab.
“Saya mendorong pemerintah segera melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi di dalam negeri karena perbedaan harga BBM bersubsidi dan BBM industri sangat terpaut tinggi sekali, yaitu sekitar Rp 15 ribu. Harga solar subsidi Rp 5.000 dan harga solar industri Rp 20.000,” ucap Maman kepada wartawan, Sabtu (13/8/2022).
Dia mengatakan perbedaan harga itu membuat banyak oknum yang ‘bermain’. Dia menyebut ada pihak yang membeli solar subsidi di SPBU, lalu menjualnya untuk kebutuhan industri dengan harga Rp 10 ribu.
“Adanya perbedaan harga subsidi yang tinggi ini menyebabkan banyak oknum di bawah, baik itu masyarakat, oknum SPBU, maupun aparatur terkait, bermain di mana mereka membeli solar bersubsidi dengan harga Rp 5.000 lalu dijual ke penampung dengan harga Rp 10 ribu, lalu penampung ini menjual ke pabrik-pabrik, tambang-tambang ilegal, ke koordinator-koordinator nelayan dan bahkan yang lebih jauh lagi ada juga di beberapa titik yang menjualnya di tengah laut,” ujarnya.
Maman kemudian bicara soal antrean panjang truk di sejumlah SPBU. Dia mengatakan banyak truk yang seolah mengantre untuk kebutuhan perjalanan, namun sebenarnya merupakan cara menampung solar subsidi untuk kemudian dijual ke industri.
“Padahal faktanya mereka mengisi full tangki mereka lalu dijual ke penampung-penampung di wilayahnya masing-masing dan setelah itu mereka mengantre lagi di SPBU yang lain. Dengan situasi seperti ini, kasihan buat sopir-sopir truk dan pelaku ekonomi yang memang benar-benar membutuhkan BBM solar untuk bekerja,” ucapnya.
Dia mengatakan antrean truk itu adalah hal aneh. Alasannya, tak ada pengurangan kuota nasional untuk solar subsidi.
“Karena sangat aneh apabila ada fenomena antrean truk panjang di SPBU. Sebab kuota nasional tidak ada pengurangan, bahkan dinaikkan, kok tiba-tiba solar subsidi langka? Berarti ada kebocoran di lapangan,” ujar Maman.
Maman kemudian memuji komitmen pemerintah menaikkan kuota solar bersubsidi. Namun, dia menilai hal itu malah dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab.
“Dengan keadaan situasi global seperti sekarang ini, yang harga minyak dunia terus naik tentunya akan mengakibatkan beban subsidi yang ditanggung pemerintah juga akan bertambah dan ini akan sangat memberatkan. Oleh karena itu, selain pemerintah mendorong peningkatan pengawasan pemanfaatan subsidi, maka pemerintah harus segera melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi untuk mencegah dampak permasalahan di sektor lain, demi untuk mengamankan kepentingan yang lebih besar serta sudah saatnya kita akhiri permainan para oknum-oknum tidak bertanggung jawab di daerah-daerah,” ujarnya.