Azis Syamsuddin Pimpin Delegasi DPR RI ke Pertemuan Inter-Parliamentary Union
Malang – Nama politisi Ridwan Hisjam tentu sudah tidak asing lagi di dunia politik tanah air. Selain sebagai kader militan dari Partai Golkar, pria yang kerab disapa Mas Tatok tersebut juga merupakan anggota DPR RI.
Prestasi Ridwan di DPP Golkar juga tidak main-main. Di internal Golkar ia mulai diperhitungkan sejak signifikan berhasil meningkatkan suara Partai Golkar di Provinsi Jawa Timur pada Pemilu 2004.
Padahal, beberapa tahun sebelumnya, Partai Golkar dianggap bertanggung jawab atas lengsernya Gus Dur dari kursi presiden. Akibatnya, kantor DPD Golkar Jawa Timur saat itu sempat dibakar massa.
Keberhasilan dan prestasi di internal Golkar itu dianggap Ridwan sebagai tugas selaku fungsionaris. Pria yang kini berumur 61 tahun itu selama ini memang menganggap keberadaannya di dunia politik adalah hobi. Karena hobi, ia menikmatinya dengan segala kerumitan dan masalahnya. Begitu seterusnya.
Tidak heran ketika diberi amanah menjadi pimpinan Komisi VII DPR RI, Ridwan menerimanya dengan senang hati. Tidak terpikirkan beban berat yang akan dihadapi ketika memimpin komisi yang mengurusi energi itu.
”Saya tak pernah menganggap dunia politik sebagai pekerjaan. Pekerjaan saya tetap sebagai pengusaha sampai sekarang. Dalam politik, yang terpenting harus ada kemandirian,” ujarnya, Minggu (6/10).
Soal mengapa loyal dan istikamah terhadap Partai Golkar, Ridwan mengatakan, dirinya tahu betul sejarah kelahiran Golkar yang selalu menjaga pemerintah, dengan doktrin kekaryaan.
”Golkar itu menurut sejarahnya, sampai sekarang satu-satunya partai yang dibentuk pemerintah. Karena itu, Golkar tidak pernah diajari untuk melawan pemerintah. Sebaliknya, diajari untuk menjaga pemerintah,” katanya menerangkan.
Walaupun tetap berkomitmen dengan garis perjuangan Golkar yang selalu menjaga pemerintah, bukan berarti Ridwan tidak pernah bersuara ketika kebijakan pemerintah kurang tepat. Ia kerap bersikap kritis. Namun, semua itu dilakukan demi kebaikan dan kemajuan bangsa.
Misalnya, dalam kasus pembangunan smelter PT Freeport. Ridwan selaku wakil ketua Komisi VII DPR RI mendorong agar pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di kawasan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Gresik, Jawa Timur, pada 2019 harus dapat mencapai target 30 persen. Ia menjelaskan, DPR RI akan mengambil langkah tegas kepada pemerintah dan PT Freeport Indonesia jika tidak bisa menyelesaikan target pembangunan tahun ini.
”Kalau belum mencapai 30 persen, DPR melalui Komisi VII akan menegur pemerintah agar menghentikan produk-produk ekspor PT Freeport Indonesia ini,” tegasnya.
Dan beberapa hari lalu, politisi senior tersebut kembali terpilih dan dilantik menjadi anggota DPR RI Dapil Malang Raya Fraksi Partai Golkar, “Saya percaya dengan menjadi wakil rakyat saya mampu ikut andil dalam menjaga persatuan Indonesia serta kesejahteraan rakyatnya,” tutup Ridwan.
Kumparan