Azis Syamsuddin Pimpin Delegasi DPR RI ke Pertemuan Inter-Parliamentary Union
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades mengatakan, angka Stunting di kota Kupang, saat ini lebih rendah jika dibandingkan dengan di beberapa daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
Politisi muda partai Golkar itu merasa bersyukur atas rendahnya tingkat Stunting di Kota Kupang, yang itu merupakan wilayah ibukota Provinsi NTT.
“Yang kita bersyukur sekali adalah karena Kota Kupang ini, termasuk tingkat stuntingnya itu termasuk angkanya rendah. Kita bersyukur sekali, karena di sini ibu kota provinsi. Jadi, akses-akses berbagai hal lebih mudah,” kata Melki Laka Lena, saat kampanye penurunan Stuntung di Kota Kupang, seperti dirilis redaksi, Sabtu (10/12).
Melki Laka Lena yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Provinsi NTT itu menjelaskan, sesuai dengan data nasional, saat ini Provinsi NTT adalah wilayah yang peringkat Stuntingnya tertinggi di Indonesia. “Jadi, seluruh Indonesia Bapa, Mama sekalian, NTT ini paling tinggi angkanya,” jelas Melki Laka Lena.
Sementara, kata Melki Laka Lena, angka Stunting paling tinggi di Provinsi NTT, terletak di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). “Paling tinggi itu di TTS. Angkanya paling jelek. Ini menjadi perhatian kita. Di Timor Tengah Selatan itu kita tangani lebih serius,” Katanya.
Berdasarkan data Kelompok Kerja (Pokja) Penanganan Stunting NTT Per/Maret 2022 jumlah angka Stunting di Provinsi NTT tersebar di semua wilayah, kabupaten Sumba Barat 22,7 persen, Sumba Timur 20,9 Persen, Kupang 24,1 Persen, Timor Tengah Selatan 29,8 Persen, Timor Tengah Utara 31,6 Persen.
Kabupaten Belu 16,2 Persen, Lembata 22,7 Persen, Flores Timur 20,4 Persen, Rote Ndao 26,1 Persen, Manggarai Barat 16,2 Persen, Sumba Tengah 8,8 Persen, Sumba Barat Daya 44,3 Persen, Nagekeo 10,4 Persen, Manggarai Timur 11,6 Persen, Sabu Raijua 24,4 Persen, Malaka 18,9 Persen dan Kota Kupang 25,1 Persen.
Menurut Melki, persoalan Stunting bersifat fluktuatif, artinya anak siapa pun bisa saja kena Stunting, termasuk juga dengan anak orang kaya, selama anak tersebut tidak diurus dengan baik.
“Pangkat apapun modelnya, mau dia punya orang tuanya kaya sejauh dia punya anak di rumah itu tidak diurus dengan baik, anaknya pasti stunting,”jelas Melki.
Informasi, kampanye percepatan penanganan Stunting di Provinsi NTT, sampai saat ini terus gencar dilakukan, oleh Komisi IX DPR RI bersama dengan Kementerian Kesehatan dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKN).