Azis Syamsuddin Pimpin Delegasi DPR RI ke Pertemuan Inter-Parliamentary Union
Perpustakaan memilki peranan penting dalam memberikan akses terhadap literasi yang mampu meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat. Rendahnya peringkat minat baca masyarakat Indonesia, tidak sebanding dengan posisi Indonesia sebagai negara dengan jumlah infrastruktur perpustakaan terbanyak nomor dua di dunia. Data Perpustakaan Nasional mengungkap, Indonesia saat ini sudah memiliki sebanyak 164.610 perpustakaan, di bawah peringkat satu yakni India yang berjumlah 363.605, diatas Rusia dengan 113,440 dan China dengan 105,831 perpustakaan.
Hadir dalam Bibliobattle #3 yang diselenggarakan dalam rangka HUT ke-75 DPR RI dan Hari Kemerdekaan RI, Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Anetta Komarudin menilai pentingnya peran perpustakaan meningkatkan budaya literasi kepada publik. Sebagai salah satu supporting system yang belum banyak diketahui masyarakat, Perpustakaan DPR telah mampu menjadi pusat referensi dan menjadi sarana inklusif yang bisa dinikmati semua kalangan, termasuk generasi milenial.
“Generasi kita itu generasi yang lebih bisa meningkat minat bacanya, karena sebagaimana kita tahu, literasi Indonesia juga termasuk rendah, kita orang yang lebih suka ngomong dari pada baca. Sementara kan, tugas-tugas kita di dunia ini, di negara ini sangat berat, tentu harus ditunjang oleh pengetahuan yang memadai. Jadi acara seperti ini harapannya bisa lebih ditingkatkan lagi frekuensinya supaya nanti kita bisa sama-sama mengajak masyarakat untuk meningkatkan minat bacanya,” kata Puteri kepada Parlementaria usai menjadi narasumber pada Bibliobattle #3, Jumat (28/8/2020).
Memaknai arti buku dalam kehidupan sehari-hari, politisi Partai Golkar ini menganggap literasi memegang peranan penting. Dalam mengemban tugas sebagai anggota dewan misalnya, sehari-hari dirinya selalu memerlukan insight dari berbagai macam sources dalam bentuk buku, selain sumber media online. Terlebih disela-sela kesibukannya, Puteri juga gemar membaca buku-buku bertema self-motivation seperti yang dibawanya dalam Bibliobattle, buku berjudul “Becoming” karya mantan Ibu Negara AS, Michelle Obama.
“Kalau di waktu senggang, saya suka baca buku-buku yang self-motivation gitu seperti yang tadi saya bacakan, Becoming oleh Michelle Obama. Kenapa? Karena kadang-kadang di tengah rutinitas kita jadi terjebak terus terhilang kan motivasinya. Jadi, untuk baca buku-buku seperti itu, membuat dorongan bagi saya untuk maju lagi,” jelas legislator daerah pemilihan Jawa Barat VII tersebut. Ke depannya, Puteri mengajak semua pihak untuk berkontribusi dalam memberikan kemudakan akses terhadap perpustakaan bagi masyarakat Indonesia.
“Kalau kita, saya tahu banyak anggota DPR juga yang secara berkala menyumbangkan buku-buku, dalam kondisi layak, ke daerah-daerah pemilihannya, itu dari Sabang sampai Marauke tuh anggota DPR ada dan saya yakin banyak yang melakukan itu. Jadi sekarang kita melakukan apa yang kita mampu, selain sosialisasi melalui media virtual seperti ini juga terus menyumbangkan buku-buku yang memang berkualitas dan patut dan layak untuk dibaca oleh masyarakat, sehingga harapan literasinya jadi lebih meningkat,” pungkasnya.
Turut hadir dalam Bibliobattler dalam acara bertajuk “Semangat Hari Kemerdekaan RI & HUT DPR Melalui Keterbukaan Parlemen, Perjuangan SDGs dan Bangkit dari Covid-19” tersebut diantaranya Anggota DPR RI Dyah Roro Esti dan Farah Puteri Nahlia yang hadir secara virtual, Kepala Pusat Penelitian DPR RI Indra Pahlevi, Kepala Biro Kerjasama Antar Parlemen Endah Tjahjani, dan Tenaga Ahli Komisi X DPR Hasan Basri. Acara ditutup dengan memberikan cenderamata dari Perpustakaan DPR RI dan foto bersama.