Azis Syamsuddin Pimpin Delegasi DPR RI ke Pertemuan Inter-Parliamentary Union

Jakarta – Komisi X DPR RI menggelar rapat virtual dengan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Syarif Bando, Kamis (16/4). Dalam rapat tersebut dibahas mengenai Kebijakan Perpusnas RI terkait Dampak Pandemi Covid-19, alokasi DAK 2019, dan beberapa agenda lainnya.
Dalam rapat tersebut dipaparkan beberapa langkah yang telah diambil Perpusnas dalam rangka menanggapi adanya wabah virus corona, antara lain memperkuat layanan perpustakaan digital, membuat konten edukasi Covid-19, dan realokasi anggaran.
Sehubungan dengan hal tersebut, Hetifah Sjaifudian selaku wakil ketua komisi X DPR RI mengatakan, di masa pandemi ini, Perpusnas dapat mengambil peran dalam mensukseskan program pembatasan sosial berskala besar. Ia menyarankan agar Perpusnas membantu memfasilitasi diskusi-diskusi yang dilakukan secara online.
“Perpustakaan bukan hanya terkait buku, tetapi bagaimana membentuk ruang publik untuk pertukaran ilmu dan diskusi. Bila sebelumnya perpustakan menyediakan ruang publik seperti auditorium, ruang baca, maka fasilitas yang sama juga dapat dibuat secara virtual oleh perpusnas dalam masa-masa ini,” ujarnya.
Ia menambahkan, di masa pandemi ini banyak sekali inisiatif kegiatan yang diadakan oleh masyarakat.
“Misalkan klub buku, atau sharing session dengan tema tertentu. Perpusnas dapat mengambil inisiatif menjadi host dengan memfasilitasi penggunaan conference call premium, agar bisa melibatkan partisipan yang banyak dalam waktu yang tak terbatas. Ini bisa dimanfaatkan berbagai komunitas literasi, mahasiswa atau elemen masyarakat lainnya,” jelasnya.
Ia mengatakan, komunitas-komunitas tersebut dapat mengajukan fasilitasi acaranya kepada Perpusnas secara online.
Selain itu, Hetifah yang juga merupakan wakil ketua umum Partai Golkar ini juga menambahkan, sebaiknya koleksi digital Perpusnas ditambah, terutama dengan judul-judul yang lebih populer.
“Bisa misalkan ditambah koleksi-koleksi New York Times Bestseller, yang harganya cukup mahal jika dibeli khususnya oleh anak muda. Tentu tanpa mengurangi juga dukungan terhadap buku-buku lokal kita. Semuanya dengan sistem peminjaman secara online,” paparnya.
Hetifah juga mengingatkan, keberjalanan program-program Perpusnas di masa pandemi ini harus mengedepankan prinsip inklusivitas.
“Agar mereka yang marjinal dan paling terdampak tetap bisa mendapatkan manfaatnya, dan tetap produktif di masa pandemi ini. Kita harus siapkan strateginya,” pungkasnya.