Breaking News :

RDPU dengan Berbagai Organisasi Keagamaan, Hetifah Minta Peta Jalan Pendidikan Lebih Mengintegrasikan Nilai-Nilai Agama

Jakarta,- Komisi X DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan berbagai organisasi masyarakat keagamaan yang mengelola pendidikan, Selasa (12/1). Rapat tersebut dilaksanakan guna menggali masukan terkait Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035.

Hadir dalam rapat tersebut perwakilan dari Pengurus Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Pengurus Pusat Muhammadiyah, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Pusat, Perseketuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN).

Beberapa perwakilan ormas menyayangkan kurangnya penekanan aspek spiritual dalam draft Peta Jalan Pendidikan Nasional.

“Budaya, moral, iman, dan takwa belum terefleksi jelas dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional. Padahal ini adalah salah satu tujuan utama pendidikan,” ujar Arifin Junaidi selaku perwakilan PBNU. Hal inipun diamini beberapa narasumber lainnya.

Hetifah Sjaifudian selaku Wakil Ketua Komisi X menanggapi hal tersebut.

“Saya sepakat bahwa Iman dan Takwa juga harus dimasukkan ke dalam PJP karena Ia menjadi bagian yang tak terpisahkan dari karakter peserta didik, dan merupakan tujuan utama pendidikan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar kita. Hal ini juga harus tercermin dalam asesmen karakter yang akan dilakukan, seperti apa yang dikatakan Pak Hanif Nurcholis dari Muhammadiyah,” ungkapnya.

Hal lain yang mengemuka dalam diskusi tersebut adalah terkait peran rumah ibadah dalam dunia pendidikan.

“Dalam konsep pendidikan kami, terdapat 3 elemen utama pendidikan, yaitu rumah, sekolah, dan tempat ibadah. Yang terakhir belum terakomodir dalam konsep Merdeka Belajar yang tertuang dalam PJP, dan patut ditambahkan sebagai komponen yang mendukung pendidikan berkualitas,” ujar Lany Guito dari PP MATAKIN.

Hetifah yang juga merupakan wakil rakyat asal Kalimantan Timur tersebut juga mendukung hal itu.

“Pendidikan tidak hanya terjadi di sekolah dan keluarga tapi juga masyarakat, dan rumah ibadah sangat berperan sentral membentuk nilai-nilai dan karakter anggota masyarakat di semua agama. Oleh karena itu, sebaiknya komponen ini dimasukkan juga dalam konsep merdeka belajar, dan diintegrasikan dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional,” ucapnya.

Hetifah menambahkan, di era globalisasi ini, organisasi keagamaan harus bahu membahu untuk mencegah masuknya ideologi-ideologi transnasional yang merugikan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa.

“Kita harus menerapkan strategi baru bagaimana mengedepankan menanamkan nilai-nilai Pancasila secara mendalam bagi para generasi muda kita. Terutama di era ini dimana gempuran ideologi datang dari berbagai media, termasuk media sosial. Kita harus kreatif mengembangkan strategi yang sesuai dengan perkembangan zaman.” ungkapnya.

0 Reviews

Write a Review

Read Previous

Pimpinan DPR Apresiasi Kinerja Tim Pencarian dan Evakuasi Sriwijaya Air

Read Next

Diskusi Golkar Institute Dihadiri Airlangga, Pakar: Indonesia Harus Perkuat Kerja Sama ASEAN